Motivation Letter

        Insecure, itulah kata pertama yang muncul di benakku ketika memikirkan tentang self love atau mencintai diri sendiri. Loh, kenapa insecure? Kenapa bukan confidence (percaya diri), self worth (harga diri), atau hal-hal seputar self care (pemeliharaan terhadap diri sendiri) lainnya? Hmm, menarik nih, kalau gitu bahas bareng-bareng yuk!
        Pertama-tama, definisi mencintai diri sendiri (self love) menurutku adalah ketika kita memilih untuk berdamai dengan diri sendiri. Memikirkan kondisi pribadi sebelum orang lain misalnya. Engga, ini bukan egois guys. Memahami sesuatu yang dibutuhkan oleh dirimu sendiri adalah hal yang boleh banget dilakukan. Karena hanya kamu yang paham akan kelebihan dan kekuranganmu. Tentang apa yang kamu kuasai dan sebaliknya. Perihal egois itu justru saat seseorang menempatkan kepentingan pribadinya DI ATAS orang lain. Tidak jalan beriringan namun meninggalkan yang lain di belakang. Yah kurang lebih seperti itu guys.


        Setelah berhasil memahami diri sendiri, maka langkah berikutnya menuju self love adalah menerima apa yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa. Inilah proses terberat sebagian besar manusia. Kata insecure kerap bermunculan ketika kita masih sulit untuk menerima diri sendiri. Terus, sebenarnya apa, sih, insecure itu? Dilansir dari situs dosenpsikologi.com, insecure merupakan sebuah upaya dari adanya emosi yang terjadi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. Kemudian mengenai suatu aspek tertentu yang terjadi di dalam kehidupan kita yang bisa kita anggap sebagai kehidupan yang relevan, serta hal-hal yang menjadi penilai dapat menimbulkan valensi negatif di dalam perasaan yang kita miliki. Dan benar, akupun masih sedikit struggle di fase ini.
        Memasuki era serba digital dimana sekarang sangat mudah mengakses berbagai informasi, kita dihadapkan tantangan baru yaitu tentang bagaimana cara memberi timbal balik sesuai porsi masing-masing. Ada kalanya perspektif dapat mengelabui kita, loh! Tidak semua hal yang kita lihat di media itu benar nyatanya, terutama mengenai behavior (perilaku) dan habit (kebiasaan). Misalnya, ada sosok influencer yang selalu membagikan kesehariannya di media sosial. Mulai dari kegiatan rutin paginya yang diisi oleh berolahraga, sarapan sehat, atau bisa jadi perawatan diri dengan serangkaian skincare sebelum memulai aktifitas, hingga saat ia hendak beristirahat di malam harinya. Tentu tidak sedikit dari remaja milenial yang bersahut-sahutan menyebut influencer tersebut memiliki kehidupan yang diimpi-impikan oleh sejuta umat atau biasa kita sebut life goals. Mereka pun menanamkan ekspektasi tinggi dan memandangnya sebagai panutan. Well, sebenarnya nggak salah sih guys, tapi kalau kita mengidolakan dia dan mengikuti gaya hidupnya ‘sesuai yang terlihat di media sosial’, sudah pasti output-nya bakal beda. Output disini maksudnya ialah hasil yang kita peroleh.
        Lantas, bila realita yang kita hadapi justru berbanding terbalik dengan si influencer dan bagaimana cara memberi reaksi atau timbal balik akan hal tersebut tidak sesuai porsinya, maka kita akan bertemu sifat insecure. Inilah yang menjadi masalah besar dalam self acceptance (menerima diri sendiri). Dengan begitu, mulai sekarang yuk belajar menerima apa pun yang ada pada diri kita pelan-pelan! Bisa dari mengubah niat melakukan gaya hidup sehat atau merawat diri demi kebaikan sendiri. Kalau sudah cinta dengan tubuh kita nih, pasti mindset (pola pikir) yang tertanam adalah untuk self improvement, bukan sekadar validasi belaka.
        Oleh karena itu, proses mencintai diri sendiri memang tidak instan dan tentu setiap orang punya waktunya masing-masing. Saranku, penuhi timeline media sosial kalian dengan akun-akun yang sering membagikan konten selflove, misalnya akun @selflovewarrior.id di Instagram. Jadi disamping melihat kehidupan para influencer, kita tetap bisa merefleksikan diri dengan mengetahui betapa pentingnya self worth. Oh iya, jangan lupa prinsip melihat ke atas untuk motivasi, melihat ke bawah agar bersyukur. Sedikit pengingat juga buat aku, apapun rintangan yang ada di depan, jangan lupa untuk selalu percaya diri, yaaa! Terima kasih sudah membaca motivation letter ku!😊


#Adhikara58
#MabaUB2020
#RAJABrawijaya2020
#KitaSatuBrawijaya
#KreasiNyataBrawijayans

Komentar

Postingan Populer