Review Film Soul, Deep Meaning Animation to Close 2020
Haiii! Kali ini aku mau review film keluarga rilisan Disney nih! I know it is little bit too late, tapi lagi pengen banget berkonten di blog hehehe. Kebetulan aku sudah nonton dari bulan Januari lalu dan bisa dibilang filmnya punya first impression yang menarik karena promosinya gencar-gencaran di media sosial. Apalagi dikarenakan pandemi masih berlangsug, film ini akhirnya eksklusif tayang di platform Disney+ Hotstar pada tanggal 25 Desember 2020 kemarin.
Dari posternya bisa dilihat seorang laki-laki sedang berjalan di atas tuts piano, ia bernama Joe Gardner. Joe merupakan guru musik di sebuah sekolah menengah di kotanya. Ia menjalani hari-harinya yang 'terlalu normal' sesuai keinginan sang ibu, padahal jauh dalam lubuk hatinya ia masih memimpikan berkarir di bidang jazz. Hingga suatu hari, Joe diberi kabar bahwa band legenda jazz Dorothea Williams sedang menerima anggota pengganti. Lantas, ia menyanggupi tawaran tersebut secara diam-diam dan ternyata Dorothea terkesan sehingga ia meminta Joe untuk tampil bersama bandnya di malam hari.
Saat Joe tengah bersiap-siap, sialnya ia terjatuh ke dalam lubang jalan sehingga membawa jiwanya melayang ke alam baka, The Great After. Tempat dimana jiwa-jiwa orang yang akan meninggal berkumpul. Merasa dirinya belum siap untuk meninggal, ia pun kabur dan berakhir di The Great Before, yaitu tempat jiwa-jiwa orang yang akan lahir. Long story short, sembari memikirkan cara untuk keluar dari alam tersebut ia pun menyamar sebagai Dr. Bjorn, salah satu penasihat yang bertugas membina roh muda bernama 22.
Perjalanan seru pun dimulai. Bagaimana manusia memaknai tujuan hidup dikupas perlahan-lahan dalam film berdurasi 1 jam 41 menit ini. Hal lain yang aku soroti dari film Soul adalah besarnya tekad seorang Joe untuk living his dream with his own passion. Tentu ia menyukai pekerjaannya sebagai guru musik, masih dalam satu ranah dengan kecintaannya terhadap jazz. Namun saat ia mulai memainkan piano, jiwanya selalu seakan-akan terbenam dalam alunan melodi dan teringat kenangan manis bersama sang ayah.
I know right, sehebat itu pengaruh passion di kehidupan kita! Kalau sudah berhasil menemukan passion pada keputusan yang kita ambil, rasanya akan lebih menyenangkan untuk dijalani. Meskipun tak bisa dipungkiri akan selalu ada rintangan di dalamnya. Tapi tunggu dulu guys, film ini bukan hanya mengajarkan bagaimana memperjuangkan tekad semata, ada beberapa poin kehidupan lainnya yang disampaikan secara tersirat.
Nah, untuk segi visual sudah tidak perlu diragukan lagi tentunya. Film produksi Pixar Animation Studio ini digarap oleh sutradara yang sama dengan Inside Out. Oleh karena itu keduanya sekilas tampak mirip di satu sisi yang aku pun belum tahu persisnya apa. Eits, tapi animasinya masih memiliki ciri khas tersendiri kok! Saat scene di The Great After maupun Before, aku takjub mengenai penggambaran animasi yang antimainstream. Semacam ada 'upgrade' gitu deh dari animasi pada umumnya.
Oh iya, berbicara mengenai film lain nih, menurutku Soul cenderung lebih cocok disandingkan dengan film Coco yang rilis tahun 2017 lalu. Kenapa tuh? Karena... dari segi plot dan penokohan keduanya lumayan mirip loh! Yaitu sama-sama membahas mengenai jiwa yang terperangkap dalam alam baka. (Dan... sedikit banyak mengangkat topik hobi bermusiknya bukan? Hihi).
Film Soul memang layak diberi apresiasi mengingat produksinya yang tidak mudah di kala pandemi ini. Meskipun beberapa moral value nya cukup dalam, aku rasa anak-anak tetap menyukainya karena karakter yang disajikan benar-benar menghibur. Oke, sepertinya sekian review film Soul dari aku, semoga artikel ini bermanfaat, dan sampai jumpa di postingan berikutnya guys!
Komentar
Posting Komentar